Selasa, 13 Juni 2006

Bagian II dari Trilogi 301 Milestones

MENUJU REFORMASI RADIKAL

Pemberdayaan Generasi Muda Berbasis Gerakan Mahasiswa


I. Latar Belakang

Dalam upaya mengembalikan peran strategis mahasiswa sebagai pilar generasi muda bangsa maka mahasiswa seharusnya tidak terkungkung dalam dunianya sendiri ataupun dalam romantisme sejarah pergerakannya. Mahasiswa seharusnya memprakarsai sebuah gerakan pembaharuan yang sejalan dengan cita-cita pergerakan mahasiswa sebagaimana tertuang dalam Sumpah Mahasiswa Indonesia.

Kemudian sebagai bentuk nyata partisipasi mahasiswa dalam perbaikan karakter bangsa maka dapat diambil metode pendidikan sebaya yang kemudian dapat dikembangkan satu generasi ke atas dan satu generasi ke bawah. Dengan demikian, perhatian mahasiswa tidak lagi terfokus kepada dunia kemahasiswaan saja, melainkan juga memperhatikan usia sekolah dasar hingga menengah dan juga mencakup angkatan kerja yang baru saja meninggalkan bangku kuliah.

Semua hal diatas dianggap penting karena jiwa dan semangat mahasiswa harus senantiasa dijaga dan dilestarikan, agar selalu menjadi harapan terakhir untuk sebuah perubahan, sebelum pasrah dan tawakkal kepada Tuhan.


II. Sasaran

A. Arah : Menciptakan/Mewujudkan sebuah generasi yang memahami peran dan fungsinya di dalam masyarakat dari waktu ke waktu, dengan tetap menjaga keyakinannya terhadap kebenaran perjuangan mahasiswa dalam sikap, perkataan, dan tindakan.

B. Sasaran : Terciptanya/Terwujudnya sebuah generasi muda yang memiliki kesatuan pandangan tentang peran dan fungsinya di dalam membangun masyarakat serta meyakini nilai-nilai perjuangan mahasiswa sebagai sesuatu yang selalu harus dijaga dan dilestarikan.


III.Pendekatan dan Strategi

A. Strategi Pengorganisasian/Penghimpunan Potensi

Pembagian peran ditujukan agar setiap komponen generasi muda bisa menyiapkan diri sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing serta memudahkan identifikasi masalah yang ada pada tiap komponen generasi muda.

B. Strategi Pengembangan

Pengembangan SDM adalah hal utama dalam pembangunan generasi muda berbasis perjuangan mahasiswa selain itu diperlukan pula suatu struktur yang mengatur hubungan antar tiap komponen, serta infrastruktur pendukung baik internal maupun eksternal.

C. Strategi Keterpaduan

Integrasi Manajemen ditujukan agar tidak terjadi ketegangan ketika terjadi perubahan peran dan fungsi dari satu komponen generasi muda menjadi komponen yang lain. Integrasi Pembinaan diadakan agar proses pembinaan dari setiap komponen tidak saling tumpang tindih, justru diharapkan saling menopang satu dengan lainnya.


IV. Program Implementasi

A. Penyusunan Rencana

1. Identifikasi Masalah/Sumber daya :

a. Pemahaman terhadap nilai-nilai perjuangan mahasiswa.
b. Penciptaan kondisi dinamis generasi muda secara keseluruhan yang mendukung cita-cita perjuangan mahasiswa.
c. Penyadaran masyarakat tentang posisi strategis Generasi Muda dalam pembangunan.

2. Penyusunan rencana Jangka Panjang

a. Kondisi ideal sebuah masyarakat dalam paradigma perjuangan mahasiswa sebagai unsur vital generasi muda.
b. Model perubahan masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai pergerakan mahasiswa.

3. Penyusunan Rencana Jangka Pendek

a. Pencapaian kondisi ideal masyarakat yang senantiasa diusahakan untuk diwujudkan dan dipertahankan tahap demi tahap.
b. Penyesuaian terus menerus antara strategi perjuangan yang digunakan dengan kondisi riil yang ada di dalam masyarakat.

B. Realisasi Rencana

1. Optimalisasi Peran dari setiap komponen strategis

a. komunikasi efektif
Adanya Forum atau pertemuan secara berkala yang menghimpun seluruh komponen generasi muda untuk membicarakan segala persoalan baik internal maupun eksternal.

b. penyatuan persepsi
Adanya kesepakatan dan rekomendasi yang dihasilkan dari forum tersebut yang bisa memberikan sumbangsih yang berarti khususnya bagi generasi muda dan masyarakat pada umumnya.

c. hubungan eksternal
Perlunya dibangunan komunikasi dan kesepahaman terhadap pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama dalam usaha perubahan yang dilakukan baik itu oleh generasi muda sendiri ataupun bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya.

d. evaluasi
Perlunya dilakukan penilaian terhadap kinerja yang telah dilakukan serta dilakukan analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kerja.

2. Pendirian dan pengembangan badan dan fasilitas Penunjang

a. Perlunya sebuah Youth Center sebagai pusat informasi perjuangan bagi setiap komponen yang terlibat dengan tingkat kerahasiaan yang disesuaikan.

b. Perlunya sebuah Youth Fund untuk membantu dalam hal pendanaan dengan pengelolaan yang profesional dan transparan.

3. Perluasan Akses/Penguatan Posisi Tawar

a. Adanya akses ke dalam lembaga-lembaga yang terkait

b. Adanya publikasi yang memadai tentang perjuangan untuk menguatkan posisi tawar generasi muda.

4. Kaderisasi

a. Profesionalisme

Adanya Profesionalisme demi menghindari kesalahan-kesalahan teknis yang terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan.

b. Etika

Adanya etika yang mengatur pola sikap generasi muda dalam rangka pembentukan karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan mahasiswa.


C. Evaluasi

Evaluasi ditujukan untuk dapat menilai tahap-tahap perubahan yang telah tercapai, sedang dilaksanakan dan akan direncanakan oleh generasi muda. Untuk itu diperlukan indikator-indikator serta pengkajian yang menyeluruh dan terus menerus terhadap kondisi masyarakat.


D. Folllow Up dan Rencana Alternatif

Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi maka diperlukan adanya follow up dari keberhasilan pencapaian sasaran dan rencana alternatif untuk setiap kondisi yang terjadi di luar perencanaan awal.



Sunday, June 11, 2006

Minggu, 23 April 2006

Bagian I dari Trilogi 301 Milestones

LIMA TAHUN
23 April 2000- 23 April 2005

Dimensi Mahasiswa dalam Pembangunan
(University Student in Development Process)


I. Latar Belakang

Bentuk-bentuk partisipasi mahasiswa dalam pembangunan daerah secara garis besar bisa terbagi atas dua model. Model yang pertama bisa ditemui dalam bentuk gerakan moral dalam kapasitas mahasiswa sebagai penyeimbang (agent of social control), dan model kedua adalah keterlibatan mahasiswa secara langsung (agent of change) sebagai mitra sejajar dengan komponen-komponen lain yang terlibat di dalam pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Langkah awal dari partisipasi mahasiswa dalam pembangunan adalah identifikasi peran yang bisa dijalankan oleh mahasiswa sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai kaum intelektual yang menjunjung tinggi rasionalitas dan kebenaran ilmiah. Penting untuk ditekankan bahwa keterlibatan mahasiswa sebagai intelektual dalam proses pembangunan tidak boleh mengesampingkan nilai-nilai perjuangan mahasiswa.
Semua hal diatas dipandang perlu karena jiwa dan semangat mahasiswa harus senantiasa dijaga dan dilestarikan, agar selalu menjadi tumpuan bagi sebuah keseimbangan dan senantiasa menjadi harapan akan perubahan kearah yang lebih baik, sebelum pasrah dan tawakkal kepada Tuhan.

II. Sasaran

A. Arah : Mewujudkan suatu keadaan di masyarakat yang memberi tempat kepada mahasiswa untuk beraktualisasi diri dalam pembangunan

B. Sasaran : Terlibatnya mahasiswa secara langsung dengan peran yang signifikan dalam pembangunan


III.Pendekatan dan Strategi

A. Strategi Pemetaan Partisipasi

Pemetaan partisipasi ditujukan untuk mencari titik-titik temu antara persoalan-persoalan yang ada di masyarakat dengan solusi-solusi yang bisa ditawarkan oleh kaum intelektual (mahasiswa sebagai warga kampus) dengan tingkat partisipasi yang disesuaikan dengan ketentuan atau peraturan aturan-aturan formal maupun non formal yang berlaku di masayarakat.

B. Strategi Pengembangan Kapabilitas

Tingkat partisipasi dari kaum intelektual (mahasiswa sebagai warga kampus) akan sangat ditentukan oleh kompetensi yang memadai untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah hingga ditemukannya solusi yang ilmiah dan rasional untuk masalah tersebut. Keterlibatan ini akan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh kaum intelektual (mahasiswa) yang mencakup kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Oleh karenanya, diperlukan suatu perencanaan pengembangan SDM yang berujung pada tersedianya SDM yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang siap pakai.

C. Strategi Keterpaduan Kerja

Pembangunan adalah kerja yang seharusnya melibatkan seluruh komponen masyarakat. Meski demikian, dalam pembangunan tetap diperlukan adanya sebuah sistem yang mengatur tingkat dan model partisipasi dari setiap komponen. Hal ini ditujukan agar tercapai suatu model kerja yang efektif dalam arti tidak meleset dari sasaran dan terpadu dalam arti seluruh kerja adalah suatu rangkaian yang mengarah pada sebuah visi yang lebih besar.

IV. Program Implementasi

A. Penyusunan Rencana

1. Identifikasi Masalah/Sumber daya :
a. Pemahaman terhadap nilai-nilai perjuangan mahasiswa.
b. Penciptaan kondisi aktual dunia kemahasiswaan yang mendukung segala bentuk aktivitas dan partisipasi mahasiswa dalam pembangunan.
c. Penyadaran pemerintah tentang potensi SDM dan peran serta fungsi mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

2. Penyusunan rencana Jangka Panjang
a. Bentuk-bentuk partisipasi mahasiswa yang tidak terbatas pada bidang-bidang tertentu dan bersifat kontinyu.
b. Tingkat keterlibatan mahasiswa yang bisa berpengaruh secara signifikan terhadap pengambil kebijakan.
c. Kultur intelektual yang dilekatkan dalam budaya dan gaya hidup masyarakat.

3. Penyusunan Rencana Jangka Pendek
a. Pencapaian kompetensi mahasiswa yang memiliki kemampuan dan kecakapan untuk diaplikasikan secara langsung di dalam masyarakat yang sedang membangun.
b. Penyesuaian terus menerus antara strategi pelibatan serta kapabilitas mahasiswa dengan masalah-masalah aktual yang timbul di dalam masyarakat.

B. Realisasi Rencana

1. Penciptaan Kondisi

a. Forum Dialog dan Identifikasi Peran
Adanya pertemuan antara mahasiswa sebagai kaum intelektual dengan semua komponen yang memiliki peran dan keterlibatan dalam proses pembangunan.
Kesepahaman yang dihasilkan dari pertemuan tersebut akan menjadi titik awal atau dasar bagi keterlibatan mahasiswa secara langsung di dalam pembangunan.
b. Informasi dan Sosialisasi
Tersedianya informasi yang memadai dengan tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dari masalah–masalah yang ada di masyarakat untuk diberikan umpan balik yang sesuai dari mahasiswa. Solusi tersebut kemudian disosialisasikan kepada masyarakat sehinggasekaligus solusi-solusi yang diperoleh bisa menjadi model pembelajaran yang sesuai dengan kultur yang hendak dibangun oleh mahasiswa sebagai kaum intelektual.
c. Evaluasi
Adanya evaluasi serta pengkajian hubungan antara mahasiswa, pemerintah, swasta dan masyarakat yang terfokus pada interaksi serta kerjasama yang terjadi dalam kerangka kerja pencapaian visi pembangunan.

2. Pengadaan dan pengembangan Sarana dan Prasarana Penunjang

a. Adanya sebuah Development Information Center yang bisa diakses oleh masyarakat dan memberi ruang untuk penyampaian aspirasi secara langsung dalam kerangka pencarian solusi atas masalah-masalah yang timbul di dalam masyarakat.
b. Adanya sebuah media komunitas yang bisa menjadi corong bagi mahasiswa untuk sosialisasi informasi kepada masyarakat dengan tetap mengedepankan rasionalitas dan kebenaran ilmiah.

3. Komunikasi Eksternal dan Penguatan Posisi Tawar
a. Adanya respon positif dari pemerintah, swasta dan masyarakat terhadap keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam pembangunan.
b. Adanya publikasi yang memadai tentang hasil-hasil kerja mahasiswa untuk memperkuat posisi tawar mahasiswa.

4. Pengembangan Kapasitas dan Kapabilitas

a. Kompetensi
Adanya kompetensi dasar yang dimiliki oleh mahasiswa untuk menciptakan kondisi aktual mahasiswa yang siap secara keilmuan dan memiliki keterampilan yang kemudian menjadi potensi dasar untuk berpartisipasi di dalam pembangunan dengan tingkat keterlibatan yang disesuiakan

b. Nilai
Adanya etika yang mengatur pola sikap mahasiswa dalam rangka pencarian solusi atas masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembangunan. Etika ini merujuk pada nilai-nilai perjuangan mahasiswa.

C. Evaluasi

Evaluasi ditujukan untuk dapat menilai keterlibatan dan tingkat partisipasi yang telah dilakukan yang kemudian menjadi dasar untuk memperbaiki kerja-kerja yang sedang dan akan dilaksanakan. Untuk itu diperlukan indikator-indikator yang jelas serta pengkajian yang memadai terhadap seluruh rangkaian kerja dan dampaknya terhadap masyarakat.

D. Folllow Up dan Rencana Alternatif

Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi maka diperlukan adanya follow up dari keberhasilan pencapaian sasaran dan rencana alternatif untuk setiap kondisi yang terjadi di luar perencanaan awal.


January 3rd 2005 - April 23rd 2005
Copyright@2006 by Ahmad Rivai for the spirit carries on
Email: dr_ahmadrivai@yahoo.com